THE LIGHT OF AL-QUR'AN

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

MY SCHOOL LAST TIME

MY PHOTOS

Rabu, 24 November 2010

Betapa Berharganya Profesi Guru

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tahun 2000 peringkat Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia berada pada posisi 109. Lima tahun kemudian (tahun 2005) turun menjadi peringkat 112, dan pada tahun 2010 naik lagi ke peringkat 108 dari 150 negara di dunia (The Jakarta Post, edisi 8 November 2010).

Terdapat tiga faktor untuk mengukur peringkat IPM Indonesia, yaitu faktor pendidikan, derajat kesehatan, dan tingkat daya beli. Salah satu dari ketiga faktor tersebut yang sangat menentukan dan berperan penting adalah faktor pendidikan.
Berbicara masalah pendidikan di negara kita tidak terlepas dari pembicaraan masalah guru. Maka Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI yang ke-65 pada tanggal 25 November 2010, mengingatkan kembali kepada kita tentang perbincangan mengenai profesi guru. Sebuah profesi yang saat ini lagi ‘diburu’, disorot, dan ‘dimanjakan’. Sebuah profesi yang menurut versi ‘guru’ bahwa di dunia ini hanyalah ada dua profesi, yaitu guru dan nonguru.

Guru yang mempunyai makna A person whose occupation is teaching others (seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain) merupakan pekerjaan mulia, penting, dan sangat strategis bagi kelangsungan kualitas pendidikan di Indonesia. Guru sebagai komponen utama pendidikan menempati posisi yang sangat terhormat. Hal ini dikarenakan tugas dan tanggung jawabnya yang berkaitan dengan jiwa anak didik. Hitam putihnya jiwa anak didik, salah satunya sangat bergantung pada guru.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tidak akan dijumpai sedikitpun dalam dada atau pundak guru serentetan bintang tanda jasa. Beda halnya dengan tentara, polisi, jaksa, hakim, dan lain-lain. Pak Sukarno, Suharto, Habibie, Megawati, Gus Dur, SBY, mereka bisa menjadi presiden karena hasil cetakan para guru. Guru bisa mencetak presiden, tapi belum tentu presiden bisa mencetak guru. Guru bisa mencetak gubernur, akan tetapi belum tentu gubernur bisa mencetak guru. Semua bisa dan pernah merasakan duduk di kursi kekuasaan lantaran guru yang ‘mendorongnya' untuk duduk di kursi itu.
Guru bukan hanya berfungsi pengajar yang tugasnya menyampaikan sejumlah materi atau mata pelajaran di depan kelas, tetapi juga lebih dari itu guru adalah teladan (uswah) akhlak terhadap anak didiknya. Guru adalah sosok yang “digugu dan ditiru’. Ada ungkapan “Guru Ratu Wong Atua Karo”, guru diibaratkan sebagai pandita Ratu yang segala titahnya wajib ditiru. Guru harus merupakan cerminan insan kamil yang memiliki kesempurnaan. Begitu tingginya penghargaan itu sehingga agama (Islam) menempatkan kedudukan guru setingkat di bawah kedudukan Nabi dan Rasul, sebab guru selalu terkait dengan ilmu pengetahuan sedangkan agama (Islam) sangat menghargai ilmu pengetahuan. Bahkan Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang berilmu, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11: "Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Islam mengangkat derajat orang yang berilmu pengetahuan melebihi daripada orang Islam lainnya yang tidak berilmu pengetahuan. Lebih dari itu, orang yang berilmu pengetahuan akan kelihatan berbeda segala-galanya dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman dalam Surat Az-Zumar ayat 9: “(Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”

Guru adalah bapak rohani atau spiritual father bagi anak didiknya, yaitu memberikan santapan jiwa dengan ilmu dan pendidikan akhlak. Dengan ilmu dan akhlak diharapkan anak didik mampu mencapai tingkat kedewasaan sehingga menjadi insan kamil yang mampu melaksanakan tugas hidupnya sebagai khalifah di muka bumi dengan baik.

Memperhatikan fungsi, peranan, kedudukan, serta tugas dan tanggung jawab guru yang yang sangat penting, berat, dan mulia dalam menyukseskan keberhasilan terselenggaranya pendidikan yang berkualitas, maka sudah sewajarnya guru dihargai dan dihormati dengan sebaik-baiknya. Penghargaan dan penghormatan ini bukan semata-mata karena “guru juga manusia”, akan tetapi disebabkan kedudukan yang mulia dan sangat terhormat yang akan membawa kondisi manusia Indonesia ke arah yang lebih baik.

Mari kita mencoba untuk menengok bangsa lain. Setelah Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh Sekutu tahun 1945, segera Kaisar Hirohito mengumpulkan para pejabat negara dan bertanya' "Berapa orang guru yang masih tersisa di negeri kita?". Pada tahun 1957, ketika pesawat Sputnik dari Rusia sukses diluncurkan, masyarakat Amerika Serikat heboh karena merasa tertinggal. John F Kennedy yang kala itu masih Senator bertanya, "What's wrong with our classrooms?" Atau sejenak lihat pula betapa Presiden Vietnam memberikan suatu statement di hadapan para pembantunya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan negaranya,"No Teacher, No Education". Tidak ada guru, tidak ada pendidikan. Begitulah guru dan pendidikan di negara maju, senantiasa berada pada top of mind para pemimpin dan masyarakatnya.

Nah, sekarang bagaimana dengan Negara Indonesia? Di Indonesia, penghargaan terhadap guru mengalami ‘grafik pasang’ alias kecenderungan ‘naik’. Pada jaman penjajahan, profesi guru merupakan profesi yang ‘disepelekan’. Ketika Pemerintah Belanda pada pertengahan abad ke-19 mulai mendirikan sekolah kejuruan (vakscholen), anak kalangan priyayi dan orang pribumi kaya lebih tertarik kepada "Sekolah Radja" (Hoofdenscholen/Sekolah Calon Pegawai Sipil Pribumi) ketimbang masuk Sekolah Pelatihan Guru Pribumi (Kweekschool). Sebab, guru dianggap sebuah karier yang tidak prestisius dan menjanjikan. Kecenderungan itu tampaknya terus berlanjut sehingga kebanyakan siswa berprestasi tidak tertarik masuk lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK). Semua ini berdampak buruk pada kompetensi guru, ditandai oleh rendahnya penguasaan materi dan metodologi pembelajaran, kurangnya kematangan emosional dan kemandirian berpikir, serta lemahnya motivasi dan dedikasi. Selanjutnya, pekerjaan sebagai guru tertinggal dan tidak seistimewa profesi lain.
Memasuki Orde Lama dan Orde Baru, perhatian pemerintah masih kurang begitu besar terhadap guru. Guru masih ‘agak dianaktirikan’ dibanding dengan profesi lain. Guru masih dianggap ‘kelas dua’. Bahkan ada seloroh yang mengatakan bahwa jika seorang gadis menangis, maka untuk menghentikan tangisannya, si orangtua gadis mengancam anaknya akan dikawinkan dengan guru. Mendengar ancaman tersebut, gadis itu seketika berhenti menangis. Atau pernah suatu saat penulis bertanya kepada para siswa yang ada di suatu kelas tentang cita-cita mereka, dari 35 orang siswa, hanya ada dua orang yang bercita-cita ingin menjadi guru.

Pada perkembangannya kemudian, baru setelah ada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dan Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) No. 14 tahun 2005, profesi guru semakin dihargai dan dihormati. Kesejahteraan guru semakin meningkat dan diperhatikan. Terutama dalam UUGD, guru semakin dituntut untuk meningkatkan kompetensi, kualifikasi, dan disertifikasi sehingga pada akhirnya guru akan mendapatkan sertifikat pendidik sebagai tanda bahwa ia seorang guru yang sudah profesional. Secara otomatis jika sudah mendapatkan sertifikat pendidik, maka guru berhak untuk mendapatkan tunjangan profesi.

Maka tak berlebihan jika setelah adanya UU Sisdiknas dan UUGD, profesi guru semakin diminati dan diburu. Hampir di semua perguruan tinggi negeri dan swasta yang membuka fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, program studi pendidikan/keguruan peminatnya membludak. Hal ini menjadi buklti bahwa keberadaan guru semakin eksis dan diperhitungkan.

Dengan adanya perhatian pemerintah dan masyarakat yang semakin besar, kini tiba saatnya bagi para guru untuk lebih meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya. Jadilah guru yang bermutu. Guru yang tidak memandang apakah ia sudah disertifikasi atau belum, yang penting didiklah anak-anak dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Hindari cara mendidik dengan menghardik, jauhi cara mengajar dengan menghajar, tidak ada dalam diri guru teknik membimbing dengan “nampiling”, anak didik bukan dipukul tetapi mereka harus dirangkul.

Dalam hal proses pembelajaran, hindari cara mengajar “Chalk and Talk”, hampir setiap pertemuan di kelas hanya menulis dan berbicara (ceramah). Guru bukanlah profesi yang mendapat panggilan Bapak/Ibu ‘Ambeyen’, yaitu guru yang hanya duduk di belakang meja guru tanpa ada aktivitas variasi gerak dalam mengajar. Tidak patut guru disebut sebagai ‘tukang obat’ (terus-terusan menggunakan metode ceramah), tanpa adanya variasi metode. Atau sangat janggal jika bapak guru mendapat julukan “Guru Peci” (bagi guru yang berpeci), artinya ketika mengajar hanya pecinya saja yang ada di atas meja guru sedangkan gurunya tidak ada di dalam kelas, ia keluar kelas tanpa menghiraukan anak didik yang sedang belajar.

Ingatlah selalu bahwa mengajar bukan hanya transfer of knowledge (pengalihan pengetahuan), tetapi lebih dari itu mengajar merupakan transfer of values (pengalihan nilai), tentunya nilai-nilai kebaikan bukan nilai-nilai keburukan. Pertanggungjawaban mendidik bukan hanya di dunia, akan tetapi juga di akhirat kelak. Jadilah Guru Indonesia yang amanah, bertanggung jawab, aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Selamat Hari Jadi Guru.

Rabu, 26 Mei 2010

GERAKAN WAKAF BUKU

IKATAN ALUMNI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM MUHAMMADIYAH LEUWISARI
IKA LEPIM LEUWISARI
Sekretariat:
Komplek Mu’allimin Rawa Kalieung Linggawangi Kec. Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya

Nomor : 01/B/IKA LEPIM/LWS/V/2010 Leuwisari, 28 Mei 2010
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Wakaf Buku

Kepada Yth.
1. Alumni Lembaga Pendidikan
Muhammadiyah Leuwisari
2. Warga Masyarakat Rawa yang ada
di Rawa dan sekitarnya
3. Warga Masyarakat Rawa yang ada di Kota
4. Warga Masyarakat Umum


Bismillahirrahmaanirrahiim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera kami sampaikan, semoga aktivitas Bapak/Ibu/Sdr/i senantiasa berada dalam bimbingan dan lindungan Allah SWT.
Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, terutama dalam meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, serta membiasakan budaya baca, maka kami memprogramkan sebuah kegiatan dalam bentuk “GERAKAN WAKAF BUKU”. Buku-buku hasil dari kegiatan ini Insya Allah akan dijadikan modal awal bagi pendirian perpustakaan/taman bacaan bagi masyarakat Rawa dan sekitarnya.
Adapun buku-buku yang dapat diwakafkan adalah:
1.Buku-buku pelajaran.
2.Kitab-kitab Tafsir Al-Qur’an, Al-Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, Aqidah, Akhlak, dan Tarikh.
3.Buku-buku terjemahan Tafsir Al-Qur’an dan Al-Hadits.
4.Buku-buku bacaan yang berkaitan dengan bidang sosial, budaya, hukum, politik, psikologi, pertanian, perkebunan, perikanan, dan agama.
5.Buku-buku motivasi.
6. Buku-buku IPTEK
7.Majalah/tabloid yang berkaitan dengan keagamaan dan pendidikan.
8.Koran yang isinya berkaitan dengan keagamaan dan pendidikan.
9.Komik yang berisi nilai-nilai pendidikan, terutama pendidikan agama.
10.Buku-buku tersebut masih layak pakai dan layak dibaca.
11.Jumlah buku yang disumbangkan tidak dibatasi.
Di samping dalam bentuk buku, kami juga menerima wakaf dalam bentuk:
1.Dana/uang untuk dibelikan buku.
2.VCD/DVD yang bernilai pendidikan.
3.Media pembelajaran dalam bentuk: komputer, in fokus, layar.

Sehubungan dengan program di atas, maka kami memohon kepada Bapak/Ibu/Sdr/i untuk dapat mewakafkan buku-bukunya kepada kami. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung sejak bulan Juni sampai Agustus 2010 (Tiga Bulan). Bagi Bapak/Ibu/Sdr/i yang bermaksud mewakafkan buku, dapat menghubungi contact person:
1.Bapak H. Ucu Hermawan (081320668628)
2.Bapak Nunuh (081323155476)
3.Bapak Ilan Maolani (081909774722)
4.Bapak Dadang Safarudin(081323407081)

Demikian permohonan ini kami ajukan, atas kerjasama dan perhatiannya diucapkan terima kasih.

IKA LEPIM LEUWISARI
Ketua,

H. Ucu Hermawan

Minggu, 14 Maret 2010

SDN SAMBONGPARI JUARA 1 CERDAS CERMAT AGAMA TINGKAT JABAR

SDN Sambongpari UPTD Pendidikan Kec. Mangkubumi Kota Tasikmalaya kembali bersuka cita. Betapa tidak, grup cerdas cermatnya yang terdiri dari Siti Yahdiyani (Kelas VI), N. Wulandari (Kelas V), dan Dini Nurhasanah (Kelas IV), berhasil menjadi Juara I Lomba Cerdas Cermat PAI pada Sapta Lomba PAI SD Tingkat Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Cirebon, tanggal 5-6 Maret 2010. Sapta lomba sendiri dibuka langsung oleh Asisten Gubernur JABAR Bidang Sosbud di Lapangan GOR Rangga Jati Cirebon pada pagi hari tanggal 5 Maret 2010.

Lomba cerdas cermat PAI sendiri dilaksanakan di Aula Bawah Masjid Agung Sumber Cirebon. Lomba ini merupakan lomba yang cukup menantang, menegangkan, prestisius dan membutuhkan ketelitian serta keterampilan otak dan mental. Berkat ketenangan ketiga siswanya, akhirnya SDN Sambongpari yang merupakan wakil dari Kota Tasikmalaya membuktikan diri menjadi kampiun setelah mengalahkan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Tasikmalaya, dengan selisih angka yang cukup ketat dan tipis dengan juara 2, yakni beda 100 (Kota Tasik 1900, Kab. Cirebon 1800, Kab. Tasik 650). Dengan dukungan ratusan suporter para siswa, para kepala sekolah, para guru, para ketua UPTD, para ketua PGRI, dan seluruh official Kota Tasikmalaya, SDN Sambongpari sukses melewati babak penyisihan dan semi final. Pada babak final, dengan semangat "Kota Tasik Kota Santri", akhirnya SDN Sambongpari menjadi yang terbaik.

Menurut Kepala SDN Sambongpari yang menyaksikan langsung jalannya final, Suwarto Herlambang, BA, keberhasilan ini merupakan anugerah dan hasil kerja keras dari semua pihak. Keberhasilan ini juga sebagai kelanjutan dari rentetan keberhasilan sebelumnya yang telah dicapai oleh SDN Sambongpari, yakni dalam kurun waktu tiga bulan pertama di tahun 2010 menjadi Juara Guru PAI SD Tingkat Nasional, Juara I Cerdas Cermat Agama Tingkat Kota, Juara 1 Cerdas Cermat Agama Tingkat Provinsi, Juara 1 Lomba Matematika Tingkat Kecamatan, dan Juara 1 MTQ Tingkat Kecamatan. "Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak, semoga prestasi ini dapat dipertahankan dan ditingkakan pada tahun-tahun yang akan datang. Rasa syukur kita ungkapkan kepada Allah SWT atas keberhasilan ini", ujarnya.

Sementara itu menurut Ketua Kafilah Kota Tasikmalaya, Engkos Kosasih, S.Ag, yang juga sebagai Ketua KKG PAI Kota Tasik, pada sapta lomba kali ini Kota Tasikmalaya meraih Juara 1 Cerdas Cermat, Juara 2 Kaligrafi Putri (Zahrina Maryam dari SDN Pengadilan 2), Juara 3 Pildacil Putra (Rizki Nursani dari SDN Setiamulya 3), dan Juara 3 Pildacil Putri (Apsari dari SDN Setiamulya 1). Ia berharap pada sapta lomba PAI mendatang di Kabupaten Bandung tahun 2011, Kafilah Kota Tasikmalaya dapat memperoleh juara umum. Tak lupa ia juga menghaturkan terima kasih kepada Walikota Tasikmalaya, Dinas Pedidikan, Kantor Kementerian Depag Kota, para ketua UPTD, para kepala sekolah, para guru agama, pembimbing, seluruh siswa, serta semua pihak yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada kafilah Kota Tasikmalaya, sehingga Kota Tasikmalaya berhasil memperoleh empat medali. Yang terpenting, para siswa telah mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam sapta lomba ini. Sehingga pengalaman ini bisa menjadi pemacu dan pemicu bagi pencapaian prestasi agama di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Jumat, 12 Februari 2010

MANGKUBUMI JUARA UMUM

KECAMATAN MANGKUBUMI JUARA UMUM SAPTA LOMBA PAI SD TINGKAT KOTA TASIKMALAYA

Kecamatan Mangkubumi membuktikan diri menjadi Juara Umum Sapta Lomba PAI SD Tingkat Kota Tasikmalaya, yang diselenggarakan oleh KKG PAI Kota Tasikmalaya, di Komplek Pendidikan SMP-SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya, pada tanggal 9 Pebruari 2010. Sapta lomba sendiri dibuka langsung oleh Walikota Tasikmalaya, Bapak Drs. H. Syarif Hidayat, M.Si.

Keberhasilan Mangkubumi ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan prestasi demi prestasi sebelumnya. Di awal tahun 2010 (bulan Januari), Kecamatan Mangkubumi juga telah menorehkan prestasi tingkat nasional, dengan diraihnya Juara Guru Agama Berprestasi Tingkat Nasional oleh Ilam Maolani, salah satu guru agama di SDN Sambongpari UPTD Pendidikan Kec. Mangkubumi Kota Tasikmalaya.

Kecamatan Mangkubumi berhasil meraih tiga emas dan 1 perunggu dari tujuh lomba. Medali emas diraih dari Lomba Cerdas Cermat, Praktek Shalat Berjama'ah, dan MTQ Putra. Sedangkan perunggu diraih dari Lomba Tahfidz Qur'an Putra.

Dengan diraihnya predikat sebagai Juara Umum, maka Kecamatan Mangkubumi berhak atas Piala Bergilir Walikota Tasikmalaya dan menjadi wakil Kota Tasikmalaya dalam Sapta Lomba PAI Tingkat Jawa Barat pada tanggal 5-6 Maret 2010 di Kota Cirebon.

Menurut Ketua Kontingen Kec. Mangkubumi, Drs. Abdul Kodir, yang juga sebagai Kepala SDN Lewo 2 Mangkubumi, keberhasilan ini merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan yang tiada bernilai harganya. Ini adalah prestasi yang luar biasa. Betapa tidak, sapta lomba yang diselenggarakan pertama kali di tingkat kota, Mangkubumi langsung meraih juara umum. Keberhasilan Mangkubumi menembus juara umum tidak terlepas dari kerja sama semua pihak, baik itu KKG PAI tingkat Kecamatan, Camat Kec. Mangkubumi, Kepala UPTD Pendidikan Mangkubumi, K3S, Guru-Guru Agama, Pembimbing, dan siswa-siswi SD yang ada di Mangkubumi.

Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Mangkubumi, Hj. Ai Nunung Muplihah, S.Pd. mengatakan bahwa dengan diraihnya juara umum pada sapta lomba PAI ini bisa menjadi tolok ukur dan motivasi bagi prestasi bidang akademik lainnya. Ia mengharapkan pada Sapta Lomba PAI tingkat JABAR nanti, Kota Tasikmalaya bisa meraih yang terbaik dan membawa pulang piala bergilir Gubernur JABAR. Ibu Hajjah yang pintar berceramah ini memberi pesan kepada peserta lomba wakil kota Tasik nanti, untuk terus berlatih dengan keras, sehingga pengalaman dan prestasi terbaik dapat dicapai.

Oleh karena itu, ia meminta doanya kepada seluruh warga Kota Tasikmalaya, semoga di Cirebon nanti Kota Tasik betul-betul bisa menunjukkan dan membuktikan yang terbaik.

Rabu, 13 Januari 2010

PTK AGAMA SD TERBAIK 3 TINGKAT NASIONAL

Peneliti: Ilam Maolani. Judul: Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran PAI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kisah Nabi Musa AS (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SDN Sambongpari Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2009/2010.


Merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama dalam penemuan berbagai jenis media, maka guru berupaya mengambil manfaat dari adanya kemajuan IPTEK tersebut dengan mengimplementasikan multimedia dalam proses pembelajaran. Realita hasil belajar agama yang rendah atau minim yang ditemukan di Kelas V SDN Sambongpari, menuntut guru agama untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan multimedia dalam pembelajaran agama.

Permasalahan penelitian ini adalah: 1) Bagaimana perencanaan penggunaan multimedia dalam pembelajaran PAI pada materi Kisah Nabi Musa AS?; 2) Bagaimana pelaksanaan penggunaan multimedia dalam pembelajaran PAI pada materi Kisah Nabi Musa AS?; 3) Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Kisah Nabi Musa AS dengan menggunakan multimedia dalam pembelajaran PAI?

Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: Penggunaan multimedia dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kisah Nabi Musa AS di Kelas V SDN Sambongpari Kota Tasikmalaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Kemampuan guru dalam merencanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan multimedia pada materi Kisah Nabi Musa AS; 2) Kemampuan guru dalam melaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan multimedia pada materi Kisah Nabi Musa; 3) Hasil belajar siswa pada materi Kisah Nabi Musa AS dengan menggunakan multimedia dalam pembelajaran. Penelitian ini bermanfaat bagi setiap pendidik dalam mencari, menemukan, dan mendayagunakan multimedia yang ada sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan penggunaan multimedia dalam pembelajaran PAI materi Kisah Nabi Musa AS pada siklus I tergolong baik, sebab 85% penilaian menunjukkan kriteria baik. Terjadi peningkatan penilaian pada perencanaan siklus II, dengan perolehan nilai baik menjadi 95%. Sedangkan penggunaan multimedia dalam pembelajaran PAI materi Kisah Nabi Musa AS juga mengalami peningkatan. Siklus I memperoleh nilai baik 90% dan siklus II 95%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Rata-rata siklus I sebesar 83 dengan ketuntasan klasikal 83%, meningkat pada siklus II menjadi 88 dengan ketuntasan klasikal 100%.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran PAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kisah Nabi Musa AS. Penggunaan multimedia diharapkan dapat diterapkan pada materi yang lain dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa.

Rabu, 06 Januari 2010

THE DREAM COMES TRUE


Ahad, 3 Januari 2010, bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, merupakan hari yang bersejarah bagiku. Betapa tidak, aku yang berasal dari kampung bisa menginjakkan kaki ke hotel yang serba mewah untuk menerima penghargaan dari Menteri Agama RI, Drs. H. Suryadarma Ali, sebagai Juara 3 Guru Agama Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2009. Terasa dalam mimpi, dan memang benar mimpi itu jadi kenyataan. Malam Ahadnya aku bermimpi tampil ke panggung menjadi juara ke-3. The dream comes true. Subhanallah, Alhamdulilah. Ini adalah takdir Ilahi yang patut aku syukuri, sebab aku bisa mengalahkan sekitar 200 guru agama terbaik se-INDONESIA dengan seleksi yang super ketat.Seleksi dilakukan secara bertahap, mulai dari penilaian terhadap 200 karya tulis ilmiah dalam bentuk Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Agama, lalu diambil 24 karya ilmiah terbaik, setelah itu diuji melalui presentasi dan wawancara oleh Tiga Profesor, mengerucut menjadi 8 orang peserta, lalu diambil lagi menjadi 6 orang, dan terakhir melalui visitasi serta verifikasi ke sekolah tempat mengajar guru agama yang bersangkutan, maka akhirnya diambil tiga besar.

Yang menarik dan sangat menantang, pada sesi diuji oleh para Profesor, ternyata bukan hanya Karya Tulis Ilmiah yang harus dipertanggungjawabkan atau ‘disidang’, tetapi juga para peserta diuji kemampuannya dalam membaca Al-Qur’an, berbicara bahasa Inggris, dan kemampuan teknologi komputer serta internet. Aku merupakan satu-satunya wakil Jawa Barat yang berhasil menembus tiga besar dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Aku berhasil mempertahankan dan mempresentasikan karya tulis ilmiah PTK dengan judul: PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

Diriku sangatlah beruntung, sebab Aku mengajar di SDN Sambongpari baru 10 bulan dan masih berstatus sebagai CPNS Kota Tasikmalaya. Sementara juara 1 dan 2 yang diraih oleh Guru Agama asal Solo Jawa Tengah dan Pontianak Kalimantan Barat, sudah berpengalaman mengajar 10 dan 15 tahunan.

Menurutku, keberhasilan diriku menjadi terbaik ke-3 tidak terlepas dari dorongan motivasi, do’a, dan kerja keras berbagai pihak, seperti: Walikota Tasikmalaya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Kepala Kantor Depag Kota Tasikmalaya, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Mangkubumi, Kepala SDN Sambongpari, serta rekan-rekan guru di SDN Sambongpari. Terimakasih Bapak dan Ibu. Dan tentunya hanya berkat takdir Allah SWT jualah yang mengantarkannya menjadi terbaik 3.

Sebelum menjadi Guru Agama Berprestasi Tingkat Nasional, pada tahun 2007 Aku pernah meraih Penghargaan sebagai Juara 1 Guru Favorit Tingkat SMA se-Kota Tasikmalaya. Lalu pada tahun yang sama, Aku pernah meraih Al-Muttaqin Award Kategori Guru Enak Mengajar ketika ia masih menjadi guru agama di SMA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. Tapi ketika Aku jadi juara 3 GUru Agama Berprestasi Tingkat nasional, kesan dan perasaanku sangatlah mengharukan dan membahagiakan bila dibandingkan dengan lomba-lomba sebelumnya. Alhamdulillah YA ALLOH...

Minggu, 11 Oktober 2009

ADAB BERGAUL DAN BERBUSANA ISLAM

A. Adab Bergaul Antara Lawan Jenis
1. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis
Allah berfirman dalam Surat An-Nur ayat 30-31:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
2. Tidak berdua-duaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (berkholwat) dengan wanita kecuali bersama mahromnya.” (HR. Bukhari & Muslim). Dalam hadits lain: "Manakala lelaki dan perempuan berduaan maka yang ketiganya adalah syetan".
3. Tidak menyentuh lawan jenis
Di dalam sebuah hadits, Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari). Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad Hasan).

B. Adab Berbusana
1. Berdo’a ketika berpakaian
Do'a berpakaian: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dari kebaikan pakaian ini dan dari kebaikan sesuatu yang ada di pakaian ini. Dan aku berlindung pada-Mu dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan sesuatu yang ada di pakaian ini. (H.R. Ibnu Sanni).
2. Menutupi aurat (seluruh badan), kecuali wajah dan kedua telapak tangan
Sabda Rasul SAW: “Hai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah sampai umur/dewasa, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini. Rasulullah berkata sambil menunjukkan kepada muka dan telapak tangan hingga pergelangannya sendiri.” (HR. Abu Dawud dari Aisyah).
Dalam hadits riwayat Abu Dawud, bahwa Rasul SAW bersabda: "Bahwa anak perempuan, apabila cukup umurnya maka tidak boleh dilihat akan dia, melainkan mukanya dan dua tangannya sampai pergelangan."
Perlu diingat bahwa pemakaian kerudung harus sampai menutup dada. Hal ini disebutkan secara gamblang dalam surat An-Nur: 31, “… dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.”
Dengan demikian aurta perempuan adalah seluruh badannya kecuali muka dan kedua telapak tangannya. Sedangkan untuk aurat laki-laki adalah sebagaimana sabda Rasul SAW yang diriwayatkan oleh Daruqutni dan Baihaqi: "Aurat laki-laki itu antara pusatnya dan lututnya."
3. Bahan pakaian tidak terlampau tipis sehingga dapat menggambarkan bagian badan yang di dalam
Muslim meriwayatkan sebuah hadits, berasal dari Abu Hurairah bahwasanya Rasul SAW telah bersabda: "Di antara penghuni neraka ialah wanita-wanita yang berpakaian (tetapi pada hakikatnya) mereka telanjang, gemar menggiurkan dan memikat (laki-laki). Mereka tidak masuk surga dan tidak dapat mencium baunya".
Yang dimaksud berpakaian tetapi pada hakikatnya telanjang adalah pakaian wanita yang tidak sesuai fungsinya sebagai penutup aurat, karena tipisnya sehingga bagian-bagian tubuh yang berada di balik pakaian itu tampak gambarnya. Pakaian tersebut terlalu minim, tembus pandang, ketat. Pada suatu hari beberapa orang wanita Bani Tamim datang menemui Ummul Mu'minin Aisyah. Mereka berpakaian demikian tipis sehingga isteri Rasulullah SAW itu menegur: "Jika kalian wanita beriman, ketahuilah bahwa itu bukan pakaian wanita beriman." Pada kesempatan yang lain lagi seorang pengantin baru bertamu kepada isteri Rasul SAW dengan kerudung sangat tipis lagi jarang. Melihat itu Siti Aisyah berkata kepada orang yang mengantar kedatangan pengantin tersebut: "Wanita yang mengimani Surat An-Nur ayat 31 tidak akan memakai kerudung seperti itu." Demikian menurut hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, berasal dari Abu Hurairah.
4. Meskipun pakaian itu tidak tipis dan tidak jarang, hendaknya potongan dan bentuknya tidak menonjolkan bagian-bagian tubuh tertentu sehingga dapat membangkitkan naluri lawan jenisnya
Cara berpakaian demikian itu jelas dilarang dan tidak diperbolehkan dalam Islam. Cara berpakaian seperti itu berasal dari gagasan-gagasan desainer-desainer Yahudi yang disebarkan kepada seluruh dunia lewat peradaban Barat. Kaum wanita yang berbusana semacam itu adalah termasuk dalam golongan mereka yang berpakaian tetapi pada hakikatnya telanjang. Cara mereka berpakaian benar-benar sangat merangsang dan menggiurkan lawan jenisnya, baik karena tipis dan transparan bahan yang dibuatnya maupun karena potongan atau bentuknya.
5. Hendaknya pakaian yang dipakai wanita muslimah tidak sama dengan jenis pakaian yang lazim dipakai oleh kaum pria
Dari Ibnu Abbas, yang diriwayatkan Bukhari, bahwa: "Rasulullah SAW mengutuk laki-laki yang berpakaian seperti wanita dan wanita berpakaian seperti laki-laki".
Abu Hurairah berkata: "Rasulullah SAW telah melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki."
6. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
Rasul SAW bersabda: “Siapa saja yang meniru-niru perbuatan suatu kaum, berarti dia telah menjadi pengikutnya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
7. Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya/sombong.
Abu Sa'id Al-Khudriy berkata, Rasulullah SAW bersabda, "...Siapa yang menurunkan sarung di bawah mata kaki karena sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya." (H.R. Abu Dawud). Dalam hadits Bukhari, Rasul SAW bersabda: "Sarung yang dipakai hingga bawah mata kaki, maka yang demikian di dalam neraka."
Sesungguhnya hadits di atas tidak melarang kita memakai kain yang menutupi mata kaki, tetapi melarang berpakaian dengan sombong. Kita sadari bahwa pakaian sering membawa kepada kesombongan. Betapa banyak orang menghabiskan uang untuk membeli pakaian yang bermerek demi mengejar status sosial. Tapi pernyataan ini jangan dipahami seolah kita dilarang berpakaian bermerek. Kita boleh berpakaian mahal dan bermerek kalau niatnya bukan untuk kesombongan. Kalau kita berpakaian yang tidak menutupi mata kaki, tetapi melakukannya dengan kesombongan, hal seperti inilah yang dilarang. Sebaliknya, kita memakai pakaian yang menutupi mata kaki, tapi tidak bermuatan kesombongan, hal ini tidak dilarang.
Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim, Rasul SAW bersabda: "Allah tidak akan melihat pada hari kiamat terhadap seseorang yang menarik sarungnya untuk kesombongan."
Allah SWT tidak suka kepada orang yang sombong dan berlebih-lebihan dalam berpakaian, Firman Allah dalam Surat Al-Isra ayat 37 dan Al-Hadid ayat 23: "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (Al-Isra: 37). "(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Al-Hadid: 23).
8. Pakaian harus bersih dan rapi.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 222 Allah SWT berfirman: "…..Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang bersih/menyucikan diri).
9. Para lelaki muslim, haram hukumnya menggunakan sutra dan emas.
Rasul SAW bersabda: "Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram atas lelaki ummatku." (H.R.Abu Daud). Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Dibolehkan emas dan sutera untuk para wanita dari ummatku dan diharamkan untuk mereka yang laki-laki." Dalam hadist Bukhari-Muslim, Rasul SAW bersabda: "Janganlah kamu (laki-laki) memakai sutera, maka sesungguhnya mereka yang memakainya di dunia tidak akan memakainya di akhirat."
Menurut Al-Barra, yang diriwayatkan Bukhari: "Beliau (Rasulullah SAW) melarang kami memakai bejana perak, memakai cincin emas dan memakai berbagai macam sutera."


DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
1. Al-Qur'an dan Terjemahnya (Penerbit: Karya Toha Putra Semarang).
2. Kitab Hadits Shahih Bukhari.
3. Kitab Hadits Shahih Muslim.
4. Kumpulan Hadits Shahih Bukhari-Muslim (Pengarang: Hussein Bahreisj).
5. Fatwa-Fatwa Mutakhir (Pengarang: Yusuf Qardhawi).
6. Soal Jawab tentang Berbagai Masalah Agama, Jlid 1, 2, dan 3 (Pengarang: A. Hassan).
7. Himpunan Tarjih (Pengarang: Pimpinan Pusat Muhammadiyah).
8. Do'a Sebuah Petunjuk dan Contoh-Contoh (Pengarang: Miftah Faridl).
9. Masalah-Masalah Kontemporer (Karangan: Aam Amirudin).