THE LIGHT OF AL-QUR'AN

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

MY SCHOOL LAST TIME

MY PHOTOS

Senin, 24 September 2007

INI DIA, NILAI ULANGAN HARIAN FIQIH SISWA AMQ

Kls 10.1: Isti 96,tria 86,Abi 100,fitri A 84,siti syifa s 84, afifah 71,azizah 72,irni 99,ismi 98,ade riza 73,fajar 36,teddy 76,dwi yulia 86,andrian 100,ricky 93,deva 97.luthfi 96,amalya 87,ryandio 100,yogie 86,syara f 100,RM abadi 86,yuni 100,santi 97,bella 100,premanahadi 79. Kls 10.2: Dera 87,faridah 85,mukti 95,hafsah 100,vida 100,fadila 98,st awal 97,nita H 100,lina 73,popy 94,annisa FH 93,gisela 99,luthfi H 90,arahmat 96,irsyad 87,tari 91,rizkiadi 84,mutiara 100,N sifraatul A 86,ilham azmy 99,giska 93,galih 60. Kls 10.3:Syifa S 83,gama 95,ferdi 96,farizal 84,tati s 92,ari w 100,sabrina 95,syara RK 95,ftri RNI 99,depania 98,egi 85,mazer 95,hisna 95,septi 95,taisirrujki 97,devi 99,dessi 99,nadia 99,nita F 95,dimas 87,rijal 85,wegantara 95,priska 93. Kls 11 IPA:st rahayu 99,yusi 85,agri 95,fauzan 98,hadiani 100,eka 90,wida 88,affan 83,tessa 93,teni 99,gilang 76,alvi 99,dine 95,lucky 98. Kls 11 IPS:Fariz 90,mira 88,nuni 100,jannatun 97,varachnisa 35,ai nurjanah 98,susanti 75

Jumat, 21 September 2007

TUGAS RAMADHAN 1428 H BAGI SISWA AMQ

  • Setiap siswa diusahakan untuk mempunyai blogspot dengan alamat siswa yang bersangkutan.Blogspot tersebut di-link-kan ke alamat blogspot: gurupaismaalmuttaqin.blogspot.com.
  • Dalam blogspot tiap siswa tersebut, buat salah satu judulnya: TUGAS RAMADHAN 1428 H, yang isinya terdiri dari: 1) Daftar kegiatan siswa selama bulan Ramadhan 1428 H (sejak tanggal 13 September s.d. 2 Oktober 2007 M). Daftar kegiatan tersebut meliputi: kegiatan harian dan mingguan, ada kegiatan-kegiatan yang bersifat tetap/selalu, sering, dan kadang-kadang. ADAPUN FORMAT DAFTAR KEGIATANNYA DISERAHKAN KEPADA KREATIVITAS DAN INOVASI TIAP-TIAP SISWA; 2) Artikel tentang Syaum Ramadhan 1428 H, tema atau judul bebas, dengan syarat PRODUK SENDIRI, TIDAK NGUTIP ATAU NYONTEK DARI ARTIKEL DI INTERNET. MINIMAL 2 LEMBAR TULISAN KERTAS POLIO DENGAN 1 SPASI, MAKSIMAL TIDAK DIBATASI. SEMAKIN BANYAK SEMAKIN BAGUS.
  • Tugas tersebut di atas maksimal pada hari Rabu, tanggal 31 Oktober 2007 sudah selesai, dan dapat di-link-kan ke blogspot guru PAI.
  • Jika siswa mengalami kesulitan dalam pembuatan blogspot, pengerjaan tugas di atas dapat dilakukan dengan mengirimkan tugas-tugas tersebut ke alamat e-mail berikut: ilam_maolani@plasa.com atau ilnusya@islamonline.net. Batas penyelesaian tugas sama dengan point 3.

MODAL BELAJAR

Modal Belajar dirumuskan dalam 6 K:
1. Kemauan yang keras
2. Ketersediaan dana
3. Kemampuan intelegensi yang memadai
4. Kreativitas berpikir
5. Kemandirian bersikap
6. Ketekunan belajar

RAMADHAN, SYAUM, DAN SIKAP MANUSIA

Marhaban Yaa Ramadhan. Bulan Suci Ramadhan tahun 1428 H telah tiba dengan segala keutamaan-keutamaannya. Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang penuh berkah, rahmat, dan maghfirah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda, “Bila Ramadhan telah datang, maka dibukakan pintu surga, dikunci pintu neraka, dan dibelenggu semua setan”. Dalam riwayat yang sama, Rasul SAW bersabda,”Bila Ramadhan telah datang, maka dibukakan pintu rahmat, dikunci neraka jahanam, dan dirantai semua syetan”. Itu artinya bahwa di bulan Ramadhan kesempatan untuk meraih pahala dan menjauhi dosa sangat terbuka lebar dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. Bahkan lebih lanjut Rasul SAW bersabda bahwa permulaan ramadhan merupakan rahmat, pertengahannya sebagai maghfirah, dan akhir bulannya merupakan pembebasan dari api neraka. Dalam kitab Shahih Bukhari Jilid 1 (1994: hal. 397), yang diterima dari Ibnu Abbas r.a. disebutkan bahwa di bulan Ramadhan pula Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW untuk mengetes bacaan Al-Qur’an. Saking istimewanya bulan Ramadhan, Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam pun permulaannya diturunkan di bulan ini. Allah SWT berfirman: “Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (Al-Baqarah: 185).

1. Syaum di Bulan Ramadhan
Di samping itu, ada satu perintah Allah SWT di bulan suci tersebut yang sebagian besar umat Islam sangat merindukannya, yakni ibadah Syaum, yang diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriyah di akhir bulan Sya’ban. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu syaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertaqwa. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu…”. (Al-Baqarah: 183-184).
Menurut Sulaeman An-Nuri dan Ali Abbas Al-Maliki, dalam kitab Ibanatul Ahkam Jilid 2 (1993, hal. 367), Syaum secara bahasa berarti Imsak (menahan). Adapun menurut syara, syaum adalah menahannya seorang mukallaf dari nafsu perut dan kemaluan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Makna menahan, dalam pandangan Ary Ginanjar Agustian dalam buku best seller-nya ESQ (2001, hal. 218), mempunyai arti yang sangat luas. Menahan diri dari belenggu nafsu duniawi yang berlebihan dan tidak terkendali, atau nafsu bathiniah yang tidak seimbang. Dimana kesemuanya itu bila tidak diletakkan pada porsi yang benar akan mengakibatkan suatu ketidakseimbangan hidup yang akan berakhir pada kegagalan. Pernyataan tersebut mengisyaratkan pada kita bahwa jika tidak mampu menahan diri dari nafsu duniawi dan batiniah, maka syaum yang kita laksanakan akan berakhir dengan kegagalan, gagal dalam memenuhi harapan taqwa seperti yang disebutkan dalam ayat di atas. Hal inilah yang oleh hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, disabdakan Rasul SAW, “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan kotor dan melakukan perbuatan yang jahat, maka bagi Allah SWT tidak butuh terhadap orang yang meninggalkan makan dan minumnya”.
Oleh karena itu, tidak berlebihan kalau syaum di bulan Ramadhan merupakan perisai/penahan dari segala serangan dan godaan syetan, yang bila pada bulan itu orang melakukan syaum, ia tidak berkata kasar dan kotor, tidak menghina dan mencela, serta tidak melakukan perbuatan yang dapat membatalkan pahala syaum. Diriwayatkan Bukhari, diterima dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda,”Allah berfirman: Setiap amal bani Adam baginya, kecuali syaum. Syaum itu bagi-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Syaum itu merupakan perisai. Apabila pada hari itu seseorang diantara kalian melakukan syaum, maka janganlah berkata kotor dan berbuat jahat. Jika ada orang yang mencela atau menyerangnya, maka ucapkanlah: “Aku sedang bersyaum”. Dan demi jiwa Muhammad yang berada di bawah kekuasaan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang sedang syaum itu lebih harum di sisi Allah melebihi harumnya minyak misk (kesturi). Bagi yang syaum mempunyai dua kegembiraan, yaitu gembira ketika ia berbuka dan gembira ketika bertemu dengan Tuhannya”. (Kitab Shahih Bukhari, 1994, hal. 398).
Bagi orang yang syaum, di surga nanti akan masuk melalui pintu yang namanya Ar-Rayyan. Bukhari meriwayatkan dari Abu Sahl, bahwa Rasul SAW bersabda,”Sesungguhnya di dalam surga itu ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan. Pada hari kiamat, orang-orang yang syaum masuk ke surga dari pintu itu. Tidak seorangpun masuk dari pintu itu selain mereka. Mereka dipanggil,”Mana orang yang syaum?”Lalu mereka berdiri. Tak seorangpun masuk dari pintu itu selain mereka. Setelah mereka masuk, pintu segera dikunci, maka tidak seorang pun lagi yang dapat masuk”. (Kitab Shahih Bukhari, 1994, hal. 396).
2. Sikap Manusia dalam Menghadapi Bulan Ramadhan
Menghadapi bulan yang penuh keutamaan dan keistimewaan tersebut, manusia menyikapinya ke dalam tiga sikap, yaitu:
Pertama, Manusia menganggap bulan Ramadhan sebagai bulan yang biasa-biasa saja, seperti pada bulan-bulan lainnya. Bulan Ramadhan bukanlah bulan yang istimewa, sama dengan bulan-bulan lainnya. Manusia semacam ini tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk mengisi bulan Ramadhan dengan amalan-amalan yang positif.. Orang seperti itu bahkan menganggap amalan-amalan di bulan Ramadhan tak ubahnya seperti amalan-amalan di bulan-bulan lainnya. Tidak ada persiapan khusus untuk menyambutnya. Mereka yang selalu bermaksiat pada-Nya, tetap saja kemaksiatan itu dijalaninya. Mereka melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, dan kejahatan yang lainnya di bulan selain Ramadhan, dilakukan pula olehnya di bulan Ramadhan. Mereka mengerjakan syaum, tapi yang mereka peroleh hanya lapar dan dahaga. Pahalanya nol besar. Betul-betul tidak ada efeknya sama sekali. Rasul SAW bersaba,”Betapa banyak orang yang syaum, tapi mereka tidak mendapatkan pahala apa-apa, melainkan hanya lapar dan dahaga”. (H.R. Bukhari-Muslim).
Kedua, Manusia yang menganggap bulan Ramadhan merupakan bulan yang paling tidak disukainya. Yang biasanya makan pada siang hari, sekarang tidak. Yang biasanya bermaksiat pada-Nya, aparat dan para ulama banyak yang mencegah dan memberangusnya. Bagi orang seperti itu bulan Ramadhan justru sebagai bulan yang penuh penderitaan. Kebebasan yang selama ini mereka lakukan, dibatasi dengan datangnya Ramadhan. Maka tidaklah heran banyak sekali kasus-kasus yang dapat dilihat di televisi, didengar di radio, atau dibaca di koran dan majalah, orang-orang yang biasanya melakukan kemaksiatan lalu suatu saat dirazia oleh aparat, malah mereka protes, memberontak, bahkan tidak jarang menantang untuk melakukan “fighting” dengan aparat. Penghormatan manusia tipe di atas sangat rendah sekali terhadap orang yang sedang berpuasa. Mereka makan minum seenaknya, merokok seenaknya, berdandan memperlihatkan aurat semaunya, padahal saat itu sedang bulan Ramadhan. Intensitas kemaksiatan di bulan Ramadhan justru meningkat pada tipe orang seperti di atas. Mereka melakukan penentangan terhadap perintah Allah SWT. Tipe orang kafirlah yang pantas diberikan padanya. Diberi pemberitahuan, peringatan, atau tidak, baginya dianggap tidak ada pengaruh. Allah SWT berfirman,”Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman”. (Al-Baqarah: 6).
Ketiga, Manusia yang berbahagia dan gembira menyambut datangnya bulan Ramadhan, sebab mereka menyadari bahwa bulan Ramadhan sebagai bulan yang penuh keistimewaan. Sudah diniatkan jauh-jauh hari akan mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang baik dan positif, aktivitas yang mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Tipe orang seperti ini memiliki dorongan yang tinggi dalam mengisi bulan Ramadhan. Niat ikhlas dan karena Allah ditancapkan di dalam hati untuk melaksanakan syaum, sebagaimana Sabda Rasul SAW: “Barang siapa yang melakukan syaum di bulan Ramadhan dengan didasari oleh ikhlas dan iman, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu oleh Allah SWT”. Dilakukan persiapan fisik dan mental, disiapkan segala sesuatu yang sekiranya akan digunakan dan dibutuhkan selama bulan Ramadhan. Tidak terbetik niat sedikitpun untuk melakukan kemunkaran di bulan Ramadhan. Tidak ada maksud dalam diri untuk mengotori bulan Ramadhan. Mereka beranggapan betapa sangat naifnya jika kita tidak memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada yang menjamin manusia bisa menjalani syaum Ramadhan di tahun berikutnya. Teramat berharga dan sangat mulia bulan Ramadhan. Syaum yang merupakan kewajiban di bulan itu sangat didambakan dan dirindukan kedatangannya. Mereka melakukan ibadah syaum dengan khusu. Tidak terganggu sedikitpun oleh berbagai godaan syetan. Upaya mereformasi diri dilakukannya ketika syaum. Di bulan selain Ramadhan yang lalu, bisa jadi pernah melakukan korupsi, menindas rakyat, memanipulasi, mendzalimi orang lemah, dan kejahatan lainnya, namun begitu datang bulan Ramadhan tergugah dalam hatinya untuk mengubah kebiasaan jahat dan jelek tersebut dengan lebih meningkatkan pendekatan diri kepada Allah SWT.
Syaum dijalaninya dengan baik, yang didukung oleh ibadah lain seperti: tadarus Al-Qur’an, shalat Qiyamu Ramadhan, banyak berdzikir pada-Nya, shalat berjama’ah di masjid, banyak bersedekah, banyak memberikan makanan dan minuman bagi orang yang akan berbuka syaum, dan sebagainya. Tipe orang seperti ini tidak menginginkan bersikap munafik. Sebab tidak sedikit orang, baik itu para artis, selebritis, atau masyarakat umumnya, yang ketika bulan Ramadhan bertindak seolah-olah menghormatinya, padahal justru ia mengotorinya. Para artis mendadak berkerudung, menutup badan dengan rapih, tapi begitu bulan Ramadhan berlalu, kerudung ia cabut, pakaian yang memperlihatkan aurat dibuka lagi, sifat-sifat maksiat dilakukan kembali. Naudzubillahi mindzalik.
Bagi orang yang memiliki tipe yang ketiga ini, kekuatan spiritual yang ada pada dirinya telah mampu mengantarkannya ke dalam puncak kecintaan pada-Nya (Mahabbah). Kedalaman nilai-nilai ibadah yang sudah terpatri dalam diri terwujud dalam ketaatannya pada Allah SWT dengan melaksanakan syaum yang berkualitas. Hal inilah yang dimaknai bahwa orang tersebut telah mempunyai suara hati yang bersih, suara hati yang membimbing pada kebenaran sejati. Dalam buku Trustco Shoot (2002, hal. 33), Wibowo, dkk., menyatakan bahwa kebenaran sejati sebenarnya terletak pada suara hati, yang tidak dapat ditipu oleh siapapun dan oleh apapun, termasuk diri kita sendiri. Hati adalah kebenaran sejati. Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam pengantar terjemahan Buku SQ karangan Danah Zohar dan Ian Marshall (2001, hal. xxv), orang yang punya spiritualitas tinggi akan membawa dirinya pada makna akhir (ultimate meaning), yakni keridhaan Allah SWT. Dengan ibadah syaum, keridhaan Allah-lah yang dituju. “Katakanlah:”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (Al-An’am: 162).

MY SPIRIT

"Take time to think, it's source of power, Take time to read, it's foundation of wisdom, Take time to quite, it's the opportunity to seek god, Take time to dream, it's the future made of, and Take time to pray, it's the GREATEST POWER in the world".

"WHEN WEALTH IS LOST, NOTHING IS LOST; WHEN HEALTH IS LOST, SOMETHING IS LOST; WHEN CHARACTER IS LOST, EVERYTHING IS LOST".

Pelajaran PAI YANG MENGASYIKAN

Pelajaran PAI mengasyikan? Kenapa tidak, pelajaran yang mengasyikan bukan hanya bagi pelajaran -pelajaran selain PAI, PAI pun bisa. Gimana bisa mengasyikan! Tentunya yang pertama kali harus diperhitungkan adalah kemampuan guru PAI dalam menerapkan strategi pembelajaran. Kemampuan guru PAI yang mesti ditonjolkan adalah kemampuan intelektual, emosional, dan tentunya kemampuan spiritualnya. Omong kosong jika selaku guru PAI hanya mengandalkan intelektual dan emosionalnya, sementara aspek spiritual tidak dipunyai. Justru aspek spiritual itulah yang menjadi kunci kemampuan guru PAI dalam mengembangkan intelektual dan emosional anak didiknya. Ketiga kemampuan tersebut mesti diramu sehingga bisa disampaikan kepada anak melalui metode yang interaktif, menarik, dan inovatif. Dan yang tak kalah pentingnya adalah guru PAI mesti punya "Kemampuan Humor yang Tinggi".