---Tulisan ini disajikan dalam Launching "Komunitas Blogger Pelajar dan Guru Se-Tasikmalaya", Aula SMA Al-Muttaqin, Jum'at 9 Nopember 2007---
With the evolution of the internet and other technologies, the universe of people who can contribute information to the public debate, has greatly expanded. The line between traditional media and citizen journalists continues to blur, as both take advantage of all the possibilities the internet has to offer
(Mary-Rose Papandrea).
Akhir-akhir ini “ngeblog” semakin mewabah dan ngetrend saja, termasuk wabahnya menyerang para guru dan siswa SMA Al-Muttaqin Tasikmalaya. Seiring dengan pesatnya perkembangan internet yang semakin populer, saat ini setiap orang dapat mengekspos segala macam informasi, ide, gagasan, dan ekspresi diri lainnya kepada publik di seluruh dunia dengan mudah, dan salah satunya melalui Blog. Blog kini menjadi salah satu kosakata baru yang banyak diucapkan penduduk di dunia, terutama di negara yang infrastruktur internetnya sudah baik. Blog tiba-tiba menjadi kata ajaib yang membuat dunia semakin tanpa batas, tanpa sekat. Seseorang yang bukan siapa-siapa dapat dikenal luas di seantero bumi ini berkat tulisan di-blog-nya.
Nge-blog atau blogging sudah menjadi "santapan" sehari-hari, sudah menjadi kebutuhan dan bagian kehidupan sehari-hari. Selebriti seperti Maylaffayza, misalnya, mengaku sudah kecanduan nge-blog. Bangun pagi, Maylaf, nama panggilannya, sudah mengecek komentar yang dikirim ke blog-nya. Saat menjelang tidur, Maylaf masih berada di depan komputernya untuk mengisi blog-nya. "Saya sudah addict' nge-blog. Minimal tiga jam sehari," kata pemain biola Indonesia itu.
Maylaffayza tentu bukan satu-satunya orang yang merasakan blog sebagai "candu". Jika sehari tidak nge-blog, ada sesuatu yang hilang. Di SMA Al-Muttaqin, Pak In In, Wakasek Kesiswaan misalnya, dalam keseharian mengajarnya di sekolah, kurang afdhol kalau sehari saja tanpa melewatkan blog. Yogi Ahmad Fajar, siswa Kelas 12 IPS bahkan hampir setiap minggu mengkreasi blognya agar semakin keren dan beken.
Secara historis, sekitar tahun 1997, seorang bernama John Barger memperkenalkan istilah weblog, yang merujuk pada kelompok situs pribadi yang diperkini secara berkala. Kata itu kemudian disingkat menjadi blog yang cepat populer. Tadinya, blog sekadar daftar pranala yang disukai pemiliknya, beserta sedikit catatan. Kini, blog telah menjadi medium ekspresif tempat setiap orang bisa membagi cerita tentang apa yang dia pikirkan dan kerjakan, kemudian ditanggapi orang lain secara online.
Jumlah pemilik blog setiap hari terus bertambah. Pada Maret 2005 tercatat 7,8 juta blogger. Jumlah ini menjadi 14,7 juta pada Agustus 2005. Menurut BBC, setiap satu detik lahir satu blog baru. Diperkirakan jumlah blog saat ini sekitar 88 juta. Jumlah ini menunjukkan betapa era digital, era internet, sudah di depan mata. Blog adalah salah satu dampak dari pesatnya perkembangan internet, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, blog telah menjadi salah satu medium berekspresi yang diminati banyak orang. Tak kurang ada 130.000 pengguna blog di Indonesia kini. Jumlah itu diyakini akan terus berlipat ganda, seiring berbagai kemudahan seperti fasilitas gratis membuat blog yang banyak tersedia, dan cara membuatnya yang juga semakin mudah. Dari 130.000 blog yang dibuat orang Indonesia tersebut, isinya memang masih beragam. Dari mulai catatan harian online yang mengungkapkan kisah cinta sampai pada kolom opini tentang berbagai hal. Bahkan, beberapa blogger memanfaatkan blog sebagai peluang bisnis online.
Khusus untuk SMA Al-Muttaqin yang menerapkan e-learning, fenomena blog direspon secara positif, kreatif, dan inovatif. Merespon kemudahan teknologi yang menunjang proses pembelajaran, maka para guru dan siswa berkreasi melalui pembuatan blog ini. Melalui situs pribadi tersebut, para siswa dapat mengaktualisasikan budaya baca dan budaya tulis. Sementara bagi guru, memudahkan dalam memberikan bahan-bahan pengajaran, tugas, pencarian sumber belajar, ataupun pengumuman nilai ulangan yang dapat dipantau dari mana dan kapan saja.
Situs blog ini sangat berbeda dengan kebiasaan para pelajar yang berselancar di dunia maya, semisal chatting atau friendster. Sebab dalam blog siswa akan terdorong kepada pembublikasian sebuah gagasan pribadi yang diwujudkan dalam bentuk tulisan. Melalui blog, kemampuan menulis, analisa gagasan, aktualisasi ide-ide kreatif, kemampuan berbahasa, termasuk juga curhat dan pengerjaan tugas-tugas siswa, dapat dipantau secara langsung. Implementasi materi menulis di bahasa Indonesia, writing di bahasa Inggris, berpikir kritis di Sosiologi, Sejarah, PKn, materi taushiyah di PAI, dan pelajaran lainnya bisa diketahui oleh para guru dan siswa dengan mudah.
Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh melihat perkembangan dunia blog di Indonesia sangat pesat. Nuh berharap Jumlah blogger di seluruh Indonesia di tahun 2008 menjadi satu juta. Dalam sebuah acara “Pesta Blogger 2007” yang digelar di Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu 27 Oktober 2007, Ia menyatakan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Blogger Nasional. Pihaknya memberikan apresiasi positif pada komunitas blogger dan menjamin tidak akan ada pemberedelan terhadap blog. “Sudah bukan zamannya lagi ada batasan seperti itu. Yang ada adalah semangat memberikan kontribusi terbaik. Para blogger diharapkan bisa memberi kontribusi bersifat edukatif, pencerahan, dan pemberdayaan,” kata Muhammad Nuh.
Mengapa harus nge-blog? Wimar Witoelar mengatakan, mereka yang nge-blog adalah orang-orang yang berani bersikap. "Mereka menulis perasaan, pandangan, dan sikap di blog dengan jujur," kata Wimar. Sistem politik Indonesia selama bertahun-tahun melarang rakyat bersikap jujur. Namun, dengan blog, orang Indonesia diajak belajar jujur mengungkapkan pendapat.
Siapa saja yang nge-blog? Di Indonesia, mereka yang nge-blog mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja, kaum profesional, selebriti, sampai CEO dan menteri. Blog anak SMP dan SMA bercerita seputar kegiatan ekstrakurikuler OSIS, misalnya. Blog mahasiswa bercerita seputar aktivitas kemahasiswaan sampai kisah cinta. Blog profesional bisa macam-macam, bergantung pada latar belakang mereka dan minat masing-masing. Umumnya, isinya beragam. "Pembaca blog-ku lebih suka aku menulis aktivitas keseharian dengan bahasa sehari-hari," kata Fany Ariasari, penulis buku Pernak-Pernik Blog.
Presiden Direktur PT IBM Indonesia Betti Alisjahbana, misalnya, menggunakan blog sebagai alat kampanyenya meraih posisi Ketua Umum Ikatan Alumni ITB. Irfan Setiaputra, Managing Director PT Cisco Indonesia, mengisi blog-nya dengan pandangan dan pendapatnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuannya, seperti soal teknologi internet. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengisi blog-nya dalam bahasa Inggris. Yang menarik, Juwono adalah menteri yang memiliki blog pribadi. Blog ini memuat opini, minat, pandangan, dan aktivitasnya. Dia mencoba menulis dalam bahasa Indonesia. Namun, untuk mencapai pembaca yang lebih luas, dia menulis dalam bahasa Inggris. Meskipun dikelola oleh anak lelakinya, tetapi blog ini memuat "wajah" Juwono Sudarsono. Blog ini dibagi dalam lima kategori, yaitu masalah-masalah defence, development, family, international, dan nation.
Kebebasan blogger Indonesia dijamin oleh Menkominfo Mohammad Nuh. Ini artinya nasib blogger Indonesia akan lebih baik dibandingkan dengan blogger di Mesir dan China, misalnya. Blogger di Mesir dan China masuk penjara karena tulisan-tulisan kritis dan pedas. Nuh berharap tulisan blogger Indonesia memberi pencerahan dan edukatif, membangkitkan rasa nasionalisme.
Blog memang bisa disebut catatan harian online, media tempat aktivitas si pemilik blog terekam di sini. Akan tetapi, blog juga dapat mencerminkan wajah dan kepribadian pemilik blog sesungguhnya. Di masa depan, seperti kata blogger Budi Putra, sebuah blog ditentukan oleh content, oleh isinya. Cukup banyak blogger yang semula tak meyadari kedahsyatan efek blog. Ada pengalaman beberapa blogger yang tiba-tiba dihubungi penerbit karena tertarik tulisan-tulisannya di blog, seperti Ira Lathief, blogger asal Jakarta. Ia ketiban rezeki ditawari menyusun buku tentang pelawak Tukul. Ada juga yang diminta tulisan blog-nya untuk dijadikan tayangan televisi, seperti dialami Amril Taufiq. Yang berbuah kurang mengenakkan, Nila Tanzil, misalnya. Ia pernah mengritik pariwisata di Malaysia di blog-nya, sehingga sempat membuat berang menteri Malaysia, dan kehilangan side job sebagai presenter di salah satu televisi swasta. “Tapi nggak usah takut berkata benar.,” kata Nila.
Menurut Wicaksono, blogger yang dikenal lewat blog Ndorokakung, blog pun bisa membuka lapangan kerja baru, seperti ahli online marketing. Selain itu, berjualan di dunia maya juga jadi peluang menarik. Ia mencontohkan Kutubuku.com, yang mampu meraup transaksi sampai Rp 45 juta per bulan. “Kalau bisa bikin blog berkualitas yang pengunjungnya banyak, bukan tidak mungkin blog kita dapat tawaran iklan,” katanya. Selain keindahan desain, menurut Budi Putra, blog berkualitas sebenarnya ditentukan oleh content-nya. “Percuma kalau desain bagus, tapi isinya kurang bermutu,” katanya. Namun, menurut Wimar Witoelar, bermutu atau tidak bermutu, yang penting berani bersuara. “Blogger harus punya sikap, berani menyatakan sikap dan berani menanggung konsekuensinya,” ucap Wimar.
Jumlah 130.000 blogger Indonesia belum apa-apa dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sudah mencapai angka 230 juta. Namun melihat antusias orang yang terus membuat blog di seluruh dunia, jumlah itu rasanya terlalu kecil. Tengok saja wordpress, salah satu situs penyedia blog terdepan saat ini, setiap harinya mencatat 50.000 pembuat blog baru. Nah, kini Anda (termasuk para guru, pelajar, pejabat, dan siapa saja), mari kita berusaha untuk membuatnya. Jangan malu untuk memulai!. Bismillah.
*Tulisan di atas diramu dari berbagai sumber situs/website: Republika, Kompas, PR, Priangan, Radar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar