THE LIGHT OF AL-QUR'AN

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

MY SCHOOL LAST TIME

MY PHOTOS

Rabu, 05 Desember 2007

VARIASI METODE MENGAJAR

"Metode itu Lebih Penting daripada Materi (Ath-Thoriiqotu Ahammu Minal Maadati)."
WiseWord

1. Pengertian Variasi Metode Mengajar
Secara singkat, variasi adalah bermacam-macam atau beragam, maka variasi metode mengajar adalah bermacam atau beragamnya penggunaan cara guru dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa, seperti kombinasi penggunaan metode ceramah dengan tanya jawab, metode ceramah dengan diskusi, metode pemberian tugas dan demonstrasi, dan sebagainya.

2. Tujuan Variasi Metode Mengajar
Tujuan variasi metode mengajar mencakup
lima macam, yaitu:
a. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar.
b. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
d. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual.
e. Mendorong anak didik untuk belajar.

3. Komponen Variasi Metode Mengajar
Terdapat tiga komponen atau dimensi variasi metode mengajar, antara lain:

a. Variasi
gaya mengajar.
Bagi siswa, variasi gaya mengajar dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses pembelajaran akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menarik perhatian anak didik, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan memberikan stimulasi. Variasi gaya mengajar ini terdiri dari:
1. Variasi suara
Guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat mendramatisasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak didik atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian.

2. Penekanan (focusing)

Untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan penekanan secara verbal. Penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjuk dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.
3. Pemberian waku (pausing)
Untuk menarik perhatian anak didik dapat dilakukan dengan mengubah yang bersuara menjadi sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran ke bagian berikutnya. Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasikan jawabannya agar menjadi lengkap.
4. Kontak pandang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.
5. Gerakan anggota badan (gesturing)
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan marupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga mendorong dalam menyampaikan arti pembicaraan.
6. Pindah posisi.
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian guru. Perpindahan posisi dapat dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara anak didik dari belakang ke samping anak didik.
b. Variasi media dan bahan ajar

Media dan alat pelajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu yang dapat didengar, dilihat, dan dapat diraba. Penggunaan media dan bahan ajar yang multimedia dan relevan dengan tujuan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama. Variasi media dan bahan terdiri dari:

1. Variasi media pandang

Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids): alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain: grafik, bagan, poster, diorama, specimen, gambar, dan slide.

2. Variasi media dengar

Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditive aids): suara guru termasuk ke dalam media komunikasi utama di ruang kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, telephone dapat dipakai sebagai indera dengar yang divariasikan dengan indera lainnya.

3. Variasi media taktil

Variasi ini bermakna penggunaan media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajar. Dalam halm ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebut sebagai media taktil.

c. Variasi interaksi, terdiri dari:

1.
Anak didik bebas aktif tanpa campur tangan guru.
2.
Anak didik mendengarkanm secara pasif, dengan dominasi dari pihak guru.

4. Landasan Penetapan Variasi Metode Mengajar
Dalam penggunaan variasi metode mengajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas dan didasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut maka seorang guru dituntut kearifan dalam menggunakan variasi metode mengajarnya. Beberapa landasan untuk mewujudkan kearifan tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Variasi metode pengajaran yang diselenggarakan harus menunjang dan dalam rangka merealisasikan tujuan pembelajaran.

2. Penggunaan variasi metode mengajar harus lancar dan berkesinambungan, tidak mengganggu proses belajar mengajar dan anak didik akan lebih memperhatikan berbagai proses pembelajaran secara utuh.

3. Penggunaan variasi metode mengajar harus terstruktur, terencana dan sistematik.

4. Penggunaan variasi metode mengajar harus luwes (tidak kaku) sehingga kehadiran variasi itu makin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Di samping itu penggunaannya bersifat spontan dan merupakan umpan balik.

Kearifan itulah setidak-tidaknya yang diperlukan seorang guru dalam penggunaan variasi metode mengajar. Kearifan itu menunjukkan bahwa dalam penggunaan variasi metode mengajar, guru hendaklah memperhatikan keberadaan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan.

5. Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru memiliki beberapa kelebihan dan kelemahannya, antara lain:

a. Metode ceramah

Kelebihan:

1. Dalam waktu relative singkat dapat disampaikan bahan sebanyak-banyaknya.

2. Organisasi kelas lebih sederhana.

3. Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah.

4. Apabila ceramah guru baik, maka akan menimbulkan semangat dalam diri siswa.

5. Lebih fleksibel.

Kelemahan:

1. Guru sukar mengetahui pemahaman anak terhadap materi pelajaran.

2. Anak cenderung pasif.

3. Ceramah bisa menimbulkan kebosanan.

4. Arah pelajaran hanya satu arah.

b. Metode Diskusi

Kelebihan:

1. Suasana kelas lebih hidup.

2. Dapat meningkatkan prestasi kepribadian individu.

3. Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami anak.

4. Anak-anak dilatih untuk mematuhi peraturan dan menghargai pendapat siswa lainnya.

Kelemahan:

1. Kemungkinan ada beberapa anak yang pasif. Terkadang diskusi dikuasai oleh anak-anak yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

2. Sulit menduga hasil yang dicapai.

3. Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

4. Tidak dapat dipakai pada kelompok besar.

5. Peserta mendapat informasi yang terbatas.

c. Metode Tanya Jawab

Kelebihan:

1. Pertanyaan yang menarik dapat memusatkan perhatian siswa.

2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya piker, termasuk daya ingatan.

3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

Kelemahan:

1. Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani.

2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.

3. Waktu sering banyak terbuang, terutama bila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.

4. Dalam jumlah siswa yang banyak tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada siswa.

d. Metode Demonstrasi

Kelebihan:

1. Dapat membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat).

2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3. Proses pembelajaran lebih menarik.

4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati.

Kelemahan:

1. Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

2. Fasilitas yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

3. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.

e. Metode Eksperimen

Kelebihan:

1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.

2. Melahirkan kreativitas dan inovasi baru dengan penemuan hasil percobaan.

3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Kelemahan:

1. Memerlukan fasilitas peralatan dan bahan yang tidak mudah diperoleh, bahkan harganya terkadang mahal.

2. Menuntut keuletan dan ketelitian.

3. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan, karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan.

f. Metode Resitasi (Pemberian (Tugas)

Kelebihan:

1. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individu dan kelompok.

2. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.

3. Dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa.

4. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Kelemahan:

1. Siswa sulit dikontrol apakah benar ia yang mengerjakan tugas atau dikerjakan orang lain.

2. Khusus tugas kelompok, sulit melihat mana yang aktif atau pasif.

3. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.

4. Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan siswa.

Tidak ada komentar: